Welcome To My Blog . Enjoy Visit :)

Welcome ! I'm Happy when You Enrty in my Blog. I hope this blog is helpful .

Rabu, 20 April 2011

Cara Menulis Kanji :)

Mengenal Huruf Kanji

Kanji (漢字), secara harfiah berarti “aksara dari Han Republik Rakyat Cina”) adalah aksara Tionghoa yang digunakan dalam bahasa Jepang. Kanji adalah salah satu dari empat set aksara yang digunakan dalam tulisan modern Jepang selain kana (katakana, hiragana) dan romaji.
Kanji dulunya juga disebut mana (真名) atau shinji (真字) untuk membedakannya dari kana. Aksara kanji dipakai untuk melambangkan konsep atau ide (kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat, dan kata keterangan). Sementara itu, hiragana (zaman dulu katakana) umumnya dipakai sebagai okurigana untuk menuliskan infleksi kata kerja dan kata-kata yang akar katanya ditulis dengan kanji, atau kata-kata asli bahasa Jepang. Selain itu, hiragana dipakai menulis kata-kata yang sulit ditulis dan diingat bila ditulis dalam aksara kanji. Kecuali kata pungut, aksara kanji dipakai untuk menulis hampir semua kosakata yang berasal dari bahasa Tionghoa maupun bahasa Jepang.
Sejarah
Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat barang-barang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu dan barang-barang lain. 
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Ōjin. Keduanya konon menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra kaisar.Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu dan buku pelajaran menulis aksara Tionghoa untuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter Klasik.Walaupun demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1 Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang diterima sebagai hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepang).

Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran dari Tiongkok bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai peristiwa dan kejadian penting.
Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam bahasa Tionghoa, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa. Sistem kanbun (漢文) merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Selanjutnya berkembang sistem penulisan man’yōgana yang memakai aksara Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Sistem ini dipakai dalam antologi puisi klasik Man’yōshū. Sewaktu menulis man’yōgana, aksara Tionghoa ditulis dalam bentuk kursif agar menghemat waktu. Hasilnya adalah hiragana yang merupakan bentuk sederhana dari man’yōgana. Hiragana menjadi sistem penulisan yang mudah dikuasai wanita. Kesusastraan zaman Heian diwarnai karya-karya besar sastrawan wanita yang menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana diciptakan oleh biksu yang hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian karakter kanji yang dipakai dalam man’yōgana.
Cara pengucapan
Satu aksara kanji bisa memiliki cara membaca yang berbeda-beda. Selain itu tidak jarang, satu bunyi bisa dilambangkan oleh aksara kanji yang berbeda-beda. Aksara kanji memiliki dua cara pengucapan, ucapan Tionghoa (on’yomi) dan ucapan Jepang (kun’yomi).
Ucapan Tionghoa (on’yomi)
On’yomi (音読み) atau ucapan Cina adalah cara membaca aksara kanji mengikuti cara membaca orang Cina sewaktu karakter tersebut diperkenalkan di Jepang. Pengucapan karakter kanji menurut bunyi bahasa Tionghoa bergantung kepada zaman ketika karakter tersebut diperkenalkan di Jepang. Akibatnya, sebagian besar karakter kanji memiliki lebih dari satu on’yomi. Kanji juga dikenal orang Jepang secara bertahap dan tidak langsung dilakukan pembakuan.
On’yomi dibagi menjadi 4 jenis:
  • Go-on (呉音, “ucapan Wu”) adalah cara pengucapan dari daerah Wu di bagian selatan zaman Enam Dinasti Tiongkok. Walaupun tidak pernah ditemukan bukti-bukti, ucapan Wu diperkirakan dibawa masuk ke Jepang melalui Semenanjung Korea dari abad ke-5 hingga abad ke-6. Ucapan Wu diperkirakan berasal dari cara membaca literatur agama Buddha yang diwariskan secara turun temurun sebelum diketahui cara membaca Kan-on (ucapan Han). Semuanya cara pengucapan sebelum Kan-on digolongkan sebagai Go-on walaupun mungkin saja berbeda zaman dan asal-usulnya bukan dari daerah Wu.
  • Kan-on (漢音, “ucapan Han”) adalah cara pengucapan seperti dipelajari dari zaman Nara hingga zaman Heian oleh utusan Jepang ke Dinasti Tang dan biksu yang belajar ke Tiongkok. Secara khusus, cara pengucapan yang ditiru adalah cara pengucapan orang Chang’an.
  • Tō-on (唐音, “ucapan Tang”) adalah cara pengucapan karakter seperti dipelajari oleh biksu Zen antara zaman Kamakura dan zaman Muromachi yang belajar ke Dinasti Song, dan perdagangan dengan Tiongkok.
  • Kan’yō-on (慣用音, “ucapan populer”) adalah cara pengucapan on’yomi yang salah (tidak ada dalam bahasa Tionghoa), tapi telah diterima sebagai kelaziman.
Kanji
Arti
Go-on
Kan-on
Tō-on
Kan’yō-on
terang
myō (明星 myōjō)
mei (明暗 meian)
(min)* (明国 minkoku)
pergi
gyō (行列 gyōretsu)
(行動 kōdō)
(an)* (行灯 andon)
ibu kota
kyō (京都 Kyōto)
kei (京阪 Keihan)
kin (南京 Nankin)
biru, hijau
shō (緑青 rokushō)
sei (青春 seishun)
chin (青島 Chintao)
-
murni
shō (清浄 shōjō)
sei (清潔 seiketsu)
(shin)* (清国 Shinkoku)
mengirim
(shu)*
(shu)*
yu (運輸 un-yu)
tidur
(men)*
(ben)*
min (睡眠 suimin)
Ucapan Jepang (kun’yomi)
Kun’yomi (訓読み) atau ucapan Jepang adalah cara pengucapan kata asli bahasa Jepang untuk karakter kanji yang artinya sama atau paling mendekati. Kanji tidak diucapkan menurut pengucapan orang Cina, melainkan menurut pengucapan orang Jepang. Bila karakter kanji dipakai untuk menuliskan kata asli bahasa Jepang, okurigana sering perlu ditulis mengikuti karakter tersebut.
Seperti halnya, on’yomi sebuah karakter kadang-kadang memiliki beberapa kun’yomi yang bisa dibedakan berdasarkan konteks dan okurigana yang mengikutinya. Beberapa karakter yang berbeda-beda sering juga memiliki kun’yomi yang sama, namun artinya berbeda-beda. Selain itu, tidak semua karakter memiliki kun’yomi.
Kata “kun” dalam kun’yomi berasal kata “kunko” (訓詁 ?) (pinyin: xungu) yang berarti penafsiran kata demi kata dari bahasa kuno atau dialek dengan bahasa modern. Aksara Tionghoa adalah aksara asing bagi orang Jepang, sehingga kunko berarti penerjemahan aksara Tionghoa ke dalam bahasa Jepang. Arti kanji dalam bahasa Tionghoa dicarikan padanannya dengan kosakata asli bahasa Jepang.
Sebagai aksara asing, aksara Tionghoa tidak dapat diterjemahkan semuanya ke dalam bahasa Jepang. Akibatnya, sebuah karakter kanji mulanya dipakai untuk melambangkan beberapa kun’yomi. Pada masa itu, orang Jepang mulai sering membaca tulisan bahasa Tionghoa (kanbun) dengan cara membaca bahasa Jepang. Sebagai usaha membakukan cara membaca kanji, satu karakter ditetapkan hanya memiliki satu cara pengucapan Jepang (kun’yomi). Pembakuan ini merupakan dasar bagi tulisan campuran Jepang dan Tionghoa (wa-kan konkōbun) yang merupakan cikal bakal bahasa Jepang modern.
Kokkun
Kokkun (国訓) adalah karakter kanji yang mendapat arti baru yang sama sekali berbeda dari arti semula karakter tersebut dalam bahasa Tionghoa, misalnya:
  • chū, okitsu, oki (jauh di laut, lepas pantai; pinyin: chōng, membilas; chòng, kuat)
  • 椿 tsubaki (Kamelia; pinyin: chūn, Ailanthus)
Jūbakoyomi dan yutōyomi
Gabungan dua karakter sering tidak mengikuti cara membaca on’yomi dan kun’yomi melainkan campuran keduanya yang disebut jūbakoyomi (重箱読み). Karakter pertama dibaca menurut on’yomi dan karakter kedua menurut kun’yomi, misalnya
  • 重箱 (jūbako)
  • 音読み (on’yomi)
  • 台所 (daidokoro)
  • 役場 (yakuba)
  • 試合 (shiai)
  • 団子 (dango).
Sebaliknya dalam yutōyomi (湯桶読み), karakter pertama dibaca menurut kun’yomi dan karakter kedua menurut on’yomi, misalnya:
  • 湯桶 (yutō)
  • 合図 (aizu)
  • 雨具 (amagu)
  • 手帳 (techō)
  • 鶏肉 (toriniku).
Karakter buatan Jepang
Kokuji (国字 aksara nasional) atau wasei kanji (和製漢字kanji buatan Jepang) adalah karakter kanji yang asli dibuat di Jepang dan tidak berasal dari Tiongkok. Kokuji sering hanya memiliki cara pembacaan kun’yomi dan tidak memiliki on’yomi, misalnya:
  • (tōge): lintasan pegunungan
  • (sakaki): pohon sakaki (Cleyera japonica)
  • (hatake, hata): ladang, perkebunan
  • (tsuji): sudut jalan, perempatan jalan
  • (sen): kelenjar
  • (hatara(ku); on’yomi: ) : bekerja.
Beberapa kokuji dipungut oleh bahasa Tionghoa, misalnya: (xiàn).
Kanji dengan segala kompleksitas yang dimilikinya ternyata memiliki aturan yang ketat dalam penulisannya.  Aturan itu sebagaimana yang ada juga dalam penulisan huruf Hiragana dan Katakana disebut sebagai stroke order atau urutan goresan. Jangan pernah mencoba menulis huruf kanji tanpa aturan tersebut karena akan berakibat tulisan kanji kita tidak tepat. Saya pernah mencoba menulis kanji dengan urutan yang kurang tepat langsung diprotes oleh teman Jepang saya Arai san, padahal menurut saya kanji tersebut sudah mirip sekali aslinya he he.  Belakangan saya ketahui bahwa teknik penulisan tersebut di samping bermanfaat untuk keindahan tulisan, juga sangat berguna untuk menyederhanakan metode menghafal kanji, yang tentu saja menghemat memori di otak kita. Metode termudah dalam menghafal huruf kanji selain berimajinasi saat membaca tulisan kanji adalah dengan cara menuliskannya. emakin sering kita menuliskan huruf kanji semakin mudah untuk menghafalnya. Oleh karena itu perbanyaklah menulis huruf kanji, tentu saja dengan memperhatikan aturan penulisan sebagaimana berikut:
1. Tulislah dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah
Aturan tersebut adalah aturan umum, setiap karakter kanji ditulis dari sisi kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah. Sebagai contoh yang paling mudah adalah pada penulis kanji “ichi – satu” yang dituliskan dalam bentuk garis horisontal satu goresan : . untuk menuliskan huruf kanji tersebut goresan dilakukan dari  kiri ke kanan.
karakter kanji untuk “ni – dua” mempunyai dua goresan: . Dalam hal ini, kedua goresan tersebut juga ditulis dari kiri ke kanan, bedanya goresan yang atas ditulis pertama baru kemudian disusul goresan di bawahnya. Huruf kanji untuk “san – tiga” mempunyai tiga goresan : . Setiap goresan dituliskan dari kiri ke kanan, dimulai dari goresan teratas dilanjutkan dengan secara berurutan goresan di bawahnya sampai goresan ke-tiga selesai ditulis.
Aturan ini juga berlaku untuk karakter kanji yang lebih kompleks. Sebagai contoh, kanji dalam penulisannya dapat dibagi menjadi dua. Kanji di bagian kiri () dituliskan terlebih dahulu sebelum kanji di bagian kanan () ditulis. Ada beberapa pengecualian untuk aturan ini, terutama terjadi untuk jenis kanji berikut  dan . Dalam hal ini, bagian kiri ditulis terlebih dahulu kemudian dilanjutkan bagian kanji kanan, dan diakhiri dengan goresan lower enclosure (goresan melintang sisi bawah kanji).
Satu lagi pengecualian adalah, pada kanji berikut  dan , bagian yang atas ditulis terlebih dahulu baru kemudian disusul bagian bawahnya.
2. Horizontal sebelum vertical
Jika anda menemukan kanji menyilang, goresan horizontal ditulis terlebih dahulu kemudian baru diikuti goresan vertikal. Karakter “ju – sepuluh” , mempunyai dua goresan menyilang, goresan horizontal ditulis terlebih dahulu baru kemudian diikuti goresan vertikal, urutan penulisannya:   .
Pengecualian untuk penulisan kanji “ta-sawah”  , goresan vertikal dituliskan terlebih dahulu baru kemudian diikuti goresan horisontal. 
3. Goresan vertikal memotong kanji lain dituliskan terakhir
goresan vertikal yang memotong karakter lain dituliskan setelah seluruh bagian goresan horisontal selesai dituliskan sebagaimana dalam kanji  dan .
goresan horisontal yang memotong karakter lain juga dituliskan terakhir, sebagaimana dalam kanji  dan .
4. Goresan diagonal kanan atas-ke-kiri bawah sebelum goresan diagonal kiri atas-ke- kanan bawah
diagonal kanan atas-ke kiri bawah () dituliskan terlebih dahulu sebelum diagonal kiri atas -ke – kanan bawah (): .
sebagai catatan: aturan ini untuk diagonal simetris, untuk diagonal asimetris sebagaimana pada , bagian diagonal kiri atas ke kanan bawah di tulis terlebih dahulu, sebagaimana aturan nomor 1.
5. Goresan vertikal sebelum goresan sisi sayap kiri-kanannya
Goresan vertikal tengah ditulis terlebih dahulu sebelum sisi sisi kanan kirinya ditulis, kemudian dilanjutkan dengan menulis goresan sayap sisi kiri dan dilanjutkan dengan bagian sayap sisi kanan. sebagaimana dalam penulisan kanji: and .
6. Sisi luar sebelum sisi dalam
Goresan yang berada di sisi luar dituliskan terlebih dahulu sebelum sisi dalamnya ditulis, kemudian diakhiri dengan goresan sisi bawah:  dan . Aturan ini juga berlaku untuk karakter kanji yang tidak memiliki bottom stroke (goresan sisi bawah) sebagaimana pada kanji  dan .
7. Goresan sisi kiri vertikal terlebih dahulu sebelum sisi lainnya
Goresan vertikal sisi kiri dituliskan sebelum sisi kanan dituliskan. Sebagai contoh pada kanji: dan  goresan sisi vertikal kiri (|) ditulis terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan  () (yang ditulis dalam satu goresan).
8. Goresan penutup ditulis terakhir 
Goresan penutup sebagaimana dalam kanji: , , , dituliskan terakhir.
9. Titik atau goresan kecil ditulis terakhir
Goresan kecil yang biasa terdapat dalam kanji : , , .dituliskan terakhir setelah semua goresan sudah selesai ditulis.
Aturan-aturan penulisan tersebut tentu saja sangat sulit untuk dihafal jika anda tidak pernah mencoba menuliskan huruf kanji. Jadi mulailah mencoba menghafal aturan tersebut dengan menuliskan kanji yang anda temui dengan mengikuti aturan penulisan tersebut di atas, sampai anda benar-benar familiar. Jangan pernah beranjak ke pelajaran berikutnya sebelum anda benar-benar menghafal aturan penulisan ini…

ini nih biar gampang inget :))





0 comments:

Posting Komentar

.:: Welcome to amixstyle.blogspot.com ! Enjoy Blogging :) ::..